Minggu, 17 Januari 2010

Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna)

Danau yang terletak di puncak gunung yang berketinggian 1.690 dpl ini merupakan sebuah danau yang unik, dimana air nya memiliki 3 warna dan unik sekali. Saat saya melintasi daerah itu dengan pesawat, terbukti memang sungguh indah sekali. Kelimutu sendiri memiliki arti yaitu, keli yang artinya gunung dan mutu berarti mendidih. terletak di Pulau Flores. Danau tersebut merupakan sebuah danau vulkanik dan dari ketiga warna warna tersebut bisa berganti ganti warna nya sesuai perjalanan waktu dan gejala vulkanik yang terjadi pada gunung tersebut. dan terkadang dikaitkan berubahnya warna tersebut dikaitkan dengan mitos mitos datangnya bencana yang sangat dipercayai masyarakat sekitar (Kecamatan Wolowaru, kabupaten Ende, NTT). Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. luas ketiga danau itu 1.051.000 meter persegi dengan volume 1.292 juta meter kubik. Danau ini sendiri ditemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915.



Sebenarnya mengapa danau tersebut bisa memiliki warna ya? apa ada yang iseng memberi pewarna? hehehe joke. berubahnya warna berhubungan dengan zat besi dan gas belerang yang sangat tinggi, dikarenakan gunung ini masih aktif, pembiasan matahari, serta pantulan dinding batu sekitaran danau itu turut andil menjadi penyebab berubah warna nya, selain itu adanya mikro biota dalam air yang menjadikan nya berwarna seperti itu (hal serupa juga terjadi dengan laut hitam dan laut merah). Contohnya antara lain meningkatnya kandungan besi (fe) dalam air mengakibatkan air menjadi berwarna kemerahan dan hijau bisa ditimbulkan dengan adanya lumut lumut yang hidup di dasar danau.

Kelimutu adalah nama gunung berapi yang berada di Flores Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya berada kabupaten Ende Flores. Gunung Kelimutu mempunyai keunikan tersendiri yaitu memiliki danau berwarna yang selalu berubah-ubah, danau tiga warna itu menjadi sangat terkenal sehingga ramai di kunjungi wisatawan asing manca negara. Danau Kelimutu terkenal ketika berwarna Merah, Biru, dan Putih (seperti susu) warna-warna itu cerah bukan buram tetapi selalu berubah mengikuti warna dasar kawah gunung berapi itu.

Ketika saya pergi ke sana, saya masih kecil — hehehe sekarang saya kelas lima SD Tunas Bangsa Sunter, tepatnya waktu itu saya sebelum masuk TK Tunas Bangsa Sunter, setelah pulang dari Flores saya masuk TK. Sejarah mencatat awal mulanya daerah ini di temukan oleh seorang dari negara Belanda yang bernama Van Such Telen pada tahun 1915 — Waw saya di mana? Karena keindahan warna air di kawah dan pemandangan alam dengan pohon pinus yang rimbun, Danau Kelimutu menjadi terkenal di dunia dan menjadi salah satu dari 9 keajaiban dunia.

Sejak 26 Febuari tahun 1992 pemerintah Indonesia menetapkan Danau Kelimutu dan sekitarnya menjadi kawasan Konservasi Alam Nasional Indonesia. Menurut cerita Ayah bahwa Danau Kelimutu juga terkenal sangat angker dan dari cerita keangkeran Kelimutu terkenal hingga ke negara lain, hal itu dapat di buktikan dengan buku yang di tulis oleh Y.Bouman yang melukiskan keindahan Danau Kelimutu pada tahun 1929 mengatakan selain indah juga angker. Ternyata bule-bule itu suka dengan keajaiban warna Danau Kelimutu dan alam yang indah untuk kemudian mereka membuat penelitian.

Tahun 1975 Ayah pergi ke sana, mencapai puncak menggunakan mobil Land Rover membutuhkan waktu 2 hari pulang pergi dari puncak gunung. Jalan menuju puncak Kelimutu waktu itu berliku-liku, licin dan sempit hanya cukup untuk satu mobil, kiri dan kanan jalan terdapat jurang yang dalam dan tebing yang tinggi. Sehingga jika ada mobil yang sedang menuju ke atas harus bersama-sama jika ada rombongan mobil yang turun dari puncak gunung Kelimutu, mobil lain yang hendak naik harus menunggu bergantian melintasi jalan itu tetapi sekarang keadaannya telah berubah jalannya sudah di perbaiki pemerintah setempat tetapi mobil tidak bisa lagi mencapai bibir danau pengunjung harus melewati jalan setapak kurang lebih satu kilometer untuk mencapai bibir danau.

Keindahan dan keangkeran seolah menyatu di puncak gunung yang terdapat danau tiga warna itu, wisatawan asing suka itu, mereka datang tidak hanya untuk melihat keajaiban Danau Kelimutu tetapi setelah tiba di sana mereka pergi ke hutan di sekitar untuk melihat-lihat sambil menyelidiki, tetapi wisatawan lokal akan merasa seram dan ngeri karena Danau Kelimutu tidak seperti danau biasa yang sering kita lihat, ketiga danau berwarna itu berada di lubang kawah yang luas (seperti sumur besar). Pinggiran danau yang terjal itu juga mudah longsor karena keadaan tanah yang labil.

Luas danau Kelimutu kurang lebih satu kilometer persegi dengan kemiringan dinding danau 70 derajat, jarak dari permukaan air kurang lebih 50 meter hingga 150 meter. Para wisatawan tidak berani berdiri langsung di pinggir danau karena kondisi tanah di sekitarnya labil sehingga mudah longsor… Aduh seram banget — Helikopter juga tidak berani melintas tepat di permukaan danau yang seperti sumur luas itu, pihak Taman Nasional Kelimutu membuat pagar pembatas dengan jarak yang aman untuk wisatawan, sementara jika hari telah senja angin bertiup cukup kencang menerpa hutan pinus yang berada di sekitar danau sehingga menimbulkan suara-suara aneh seperti suara orang menangis dan suara tangisan bayi yang berasal dari gesekan daun dan batang pohon pinus, cemara, kayu merah dan edelweiss di puncak gunung sehingga menimbulkan suasana angker hehehe… danau tiga warna itupun akan tertutup oleh kabut dengan jarak pandang sekitar satu meter.

Masyarakat setempat percaya perubahan warna danau itu mempunyai arti tersendiri. Mereka menyebut “Tiwu Kelimutu”, tiwu berarti danau, kata Kelimutu mempunyai dua arti, Keli berarti Gunung, Mutu berarti Mendidih atau Panas terbakar. Penduduk setempat percaya Danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan menyebut ketiga danau itu dengan nama berbeda.

Danau berwarna biru disebut “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” danau tempat berkumpulnya roh pemuda dan pemudi yang telah meninggal. Danau berwarna putih disebut “Tiwu Ata Mbupu” yang berarti danau orangtua sebagai tempat berkumpulnya roh orangtua mereka yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah disebut “Tiwu Ata Polo” yang berarti danau setan atau hantu tempat berkumpulnya roh orang yang telah meninggal tetapi selama hidup orang-orang itu selalu melakukan kejahatan. Perubahan warna danau sering terjadi sehingga tidak bisa memakai warna danau sebagai patokan nama dan letak, ketiga nama danau itu lebih mudah di ingat letak dan tempatnya dengan nama Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dan Tiwu Ata Polo.

Danau Tiwu Ata Mbupu atau danau roh para orang tua dan danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai atau danau roh pemuda dan pemudi letaknya berhimpitan hanya di batasi oleh dinding tanah kawah yang tipis dengan permukaan yang lancip sehingga mudah longsor jika terjadi hujan atau gempa sedangkan danau Tiwu Ata Polo atau danau roh para orang jahat (daerah Flores juga terkenal dengan tukang santet/tenung) letaknya berjauhan.

Perubahan warna Danau Kelimutu sering terjadi karena disebabkan oleh karbon, mineral dan biota jenis lumut yang melekat pada batu-batuan di dasar danau dalam kawah tersebut. Pada bulan Mei 1997 terjadi perubahan warna, Tiwu Ata Polo dari sebelumnya cokelat maupun hijau tua menjadi merah hati, Tiwu Ata Mbupu dari cokelat tua dan hitam berubah menjadi hijau kecoklatan.

Rute termuda untuk mencapai lokasi Taman Nasional Kelimutu, pertama jika dari Jakarta mengambil rute perjalanan udara Jakarta - Kupang - Maumere Flores. Jika berangkat dari Surabaya - Kupang - Maumere Flores. Lebih banyak pilihan jika dari Denpasar Bali, hehehe… lokasi wisata yang indah dan alami terbentang dari Bali, Lombok hingga ke Flores dan Alor. Jika ingin langsung dan cepat adalah pilihan rute penerbangan Denpasar langsung ke Maumere. Pilihan kedua dari Denpasar - Kupang - Maumere.

Pilihan ketiga dari Denpasar Bali terserah kamu lewat darat dan laut. Setelah Bali bisa mampir dulu ke Pantai Senggigi Lombok, Taman Nasional Komodo kemudian Taman Nasional Kelimutu. Perjalanan dari Komodo ke Kelimutu juga terdapat beberapa perkampungan suku-suku setempat yang layak dikunjungi. Tetapi itu memerlukan fisik yang kuat, kamu harus benar-benar siap fisik dan mental untuk melintasi laut dengan kapal dan jalan darat yang panjang dan berliku-liku, naik turun gunung terjal dengan mobil di jalan sempit terutama di daerah Flores. Saya sendiri heran lalu bertanya kepada Ayah ketika mengikuti beliau ke Flores. “Papi ko ga nyampai-nyampai ini dari tadi belok-belok melulu di hutan kapan tiba?” baru belok kiri belum sempat lurus roda mobil kami sudah belok lagi dan naik turun gunung. Jika melakukan perjalanan di Flores sebaiknya pilih perjalanan waktu siang hari, siapkan camera dengan lensa yang baik, pemandangan alam dari puncak gunung ke lembah hingga laut dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya sungguh indah.

Pemandangan alam sungguh menakjubkan ketika melintasi daerah Lombok hingga Flores. Semua pantai indah segar alami! Kondisi pantai asli, belum terjamah tangan orang jahil, air laut yang bening hingga kamu bisa melihat dasar laut yang indah penuh dengan terumbu karang warna-warni dan itu benar-benar indah di perairan Komodo dan Rinca Labuhan Bajo. Jika dari Komodo harus melintasi tiga kabupaten baru mencapai Danau Kelimutu, Jadi lebih mudah datang dari Maumere kemudian bisa kembali ke Jakarta, Surabaya, Denpasar Bali dan Kupang Darwin juga dari Maumere.

Pilihan rute perjalanan terakhir untuk mereka yang datang dari Australia bisa melewati Darwin - Kupang - Maumere Flores. Perjalan selanjutnya untuk semua yang telah tiba di Maumere bisa menggunakan tranportasi darat dengan kendaraan umum atau mobil sewaan hingga lebih bebas menuju Moni, Moni adalah kampung terdekat menuju Danau Kelimutu, di sana juga tersedia Cottage dan Homestay, tempat penginapan yang di kelola pemerintah serta penduduk.

Menurut laporan dari Taman Nasional Kelimutu, koordinator teknis Dwi Sutantohadi perubahan warna danau itu telah terjadi lagi sejak Desember lalu. Perubahan warna itu terjadi pada kawah Tiwu Ata Polo dan Tiwu Nua Muri Koo Fai. Tiwu Ata Polo yang biasanya berwarna cokelat tua kehitaman kini telah berubah warna menjadi hijau tua, sedangkan Tiwu Nua Muri Koo Fai dari hijau muda berubah menjadi hijau kebiru-biruan. Sementara satu danau yang lain, Tiwu Ata Mbupu warnanya masih seperti biasa, hijau tua kehitaman. Perubahan ini adalah hal yang biasa merupakan fenomena alam, jadi jangan di kaitkan dengan hal-hal mistik. Perubahan warna danau karena proses unsur kimia tanah yang merupakan bagian dari aktivitas gunung api. Penduduk setempat percaya bahwa gejala alam ini mempunyai arti dan mereka percaya ini sebagai tanda atau peringatan alam yang harus diperhatikan.

Berikut foto-foto dari Danau Kelimutu:



















Tidak ada komentar: