Sabtu, 10 Januari 2009

Perang Di Jalur gaza


KOTA GAZA – Bala tentara dan kendaraan berat lapis baja Israel bergerak semakin jauh ke dalam wilayah Jalur Gaza. Bahkan, kemarin (5/1) pasukan infanteri didukung bombardir angkatan laut dan udara mulai masuk ke Kota Gaza, jantung utama Jalur Gaza. Pejuang Hamas yang terus terdesak memberikan perlawanan sengit.
Pertarungan satu lawan satu antara pasukan Israel dengan pejuang Hamas berkobar di Kota Gaza kemarin siang. Puluhan tank Israel menderu memasuki kota yang menjadi benteng pertahanan terakhir Hamas itu. Di belakang rombongan tank, para serdadu Israel menggeledah rumah demi rumah mencari mereka yang bersenjata.
Menurut sumber di militer Israel, serbuan ke Kota Gaza dilakukan untuk semakin mengisolasi para pejuang yang tersisa. Tentara darat dan kendaraan berat lapis baja Israel bertujuan membelah wilayah itu menjadi dua bagian dari pintu penyeberangan Karni ke Laut Tengah. ’’Misi kami membuat mereka tidak mencapai tempat peluncuran roket di utara serta memutus suplai logistik di selatan,’’ ujar sumber itu.
Salah satu titik terpanas pertempuran adalah di pusat Kota Gaza, Distrik Zeitoun. Tembakan mortir dan senapan serbu terdengar beruntun di distrik paling padat penduduk itu. Pejuang Hamas dan tentara Israel kucing-kucingan di gang-gang kota. Begitu malam tiba, suasana kota lebih mencekam. Lampu listrik mati di banyak kawasan Gaza. Wilayah itu hanya sesekali terang oleh kilatan ledakan. Di area tersebut, tiga bocah Palestina tewas oleh pecahan tembakan dari meriam tank.
Kamel Kafarna, 63, warga Distrik Beit Hanoun, menyatakan, hanya sebagian kecil tentara Israel yang memasuki kota. Sebagian besar masih bergerombol di ladang-ladang penduduk di luar permukiman bersama tank-tank mereka. ’’Kami sudah hampir gila, hampir setiap saat peluru dan roket berseliweran di sekitar rumah,’’ ungkapnya.
Di Rumah Sakit Shifa, salah seorang korban luka, Masouda Al-Samouni, 20, menyebutkan, tentara Israel menyuruh dirinya dan seluruh keluarganya keluar dari apartemen sebelum mereka menembaki. ’’Para tentara itu mengaku sedang memburu seorang pria bersenjata,’’ ujarnya. Ibu itu mengaku sudah kehilangan anaknya yang berumur 10 bulan karena kelaparan akibat belum kunjung mendapat makanan sejak perang meletus 10 hari lalu.
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menuturkan, pertempuran darat yang dihadapi pasukannya sekarang adalah ’’pertempuran paling serius sejak beberapa dekade’’.
Dari pihak Hamas, pemimpin senior dan salah seorang pendirinya, Mahmoud al-Zahar, menyampaikan penghormatan kepada para pejuang yang bertempur habis-habisan. ’’Tentara Israel menembak setiap orang di Gaza. Mereka menembak anak-anak, rumah sakit, masjid, dan gereja. Semua itu seperti mengizinkan kami untuk melakukan serangan dengan cara yang sama,’’ ujarnya dalam pidato melalui stasiun TV Al-Aqsa di lokasi yang disembunyikan kemarin.
Al-Zahar adalah mantan Menlu Hamas dan salah satu orang yang paling diburu Israel. Anak laki-laki Al-Zahar tewas dalam serangan udara Israel pada Januari 2008. Pada awal-awal agresi, para tetangga Al-Zahar mendapat peringatan dari Israel agar menyingkir karena rumah Al-Zahar akan diratakan dengan bom.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, lebih dari 50 orang terbunuh sejak operasi darat dimulai. Sejak agresi dilancarkan pada 27 Desember 2008, sudah lebih dari 500 warga Palestina terbunuh dan 2.500 lainnya luka-luka. Sekitar 100 korban tewas adalah wanita dan anak-anak. Militer Israel melaporkan seorang tentaranya tewas dan 34 lainnya cedera.
Korban diperkirakan terus bergelimpangan karena Israel tidak memberi kesempatan memadai kepada petugas medis untuk melakukan tugas di medan tempur. Menteri Kesehatan Palestina Dr Fathi Abumoghli mengungkapkan, serdadu Israel mengekang pergerakan ambulans yang menyebabkan para korban meninggal sebelum mereka dirawat. Badan amal Inggris, Oxfam, juga melaporkan bahwa seorang perawat yang bekerja untuk organisasi mitra mereka tewas dan dua lainnya luka-luka dalam pengeboman Israel.

Upaya Diplomasi
Di tengah ancaman bencana kemanusiaan di Gaza, misi Uni Eropa terbang ke kawasan itu untuk berdiplomasi. Delegasi Eropa itu dipimpin Menteri Luar Negeri Ceko Karel Schwartzenberg yang negaranya baru mengambil alih jabatan presiden Uni Eropa (UE) dari Prancis. Untuk memuluskan misi damai tersebut, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy ikut serta dengan berkeliling di Timur Tengah.
Mantan presiden UE itu berkunjung ke ibu kota Mesir, Kairo, serta Jerusalem, Ramallah di Tepi Barat, dan Damaskus, ibu kota Syria. Dalam perkembangan terpisah, pejabat Hamas menyatakan, satu delegasi akan bertolak ke Mesir untuk mengikuti perundingan.Setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit kemarin, Menlu Ceko Schwartzenberg mengimbau agar Israel menghentikan pengeboman Gaza dan pejuang Hamas menghentikan penembakan roket ke Israel.Soviet juga merintis penyelesaian diplomasi dengan mengirim Utusan Khusus Alexander Saltanov. Dia menemui Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni pada Minggu. Namun, pendekatan Rusia tersebut juga mental karena Israel menolak menerima Moskow sebagai mediator dengan Hamas. Wartawan BBC Jonathan Marcus menyatakan, kegiatan diplomatik itu mungkin tidak memberikan hasil cepat. (Rtr/AFP/kim)

Tidak ada komentar: