Selasa, 20 Januari 2009

Ulumbu Menanti Janji Pemerintah


Ulumbu. Nama ini sudah cukup menggema sejak tahun 1990-an, ketika pertama kali dilakukan pengeboran untuk mengetahui potensi panas bumi di daerah selatan wilayah Kabupaten Manggarai tersebut. Pada massa itu Ulumbu menjadi incaran sejumlah investor. Namun sayang, janji investor untuk mengupayakan potensi alam itu setelah berkunjung ke lokasi tersebut hingga kini belum juga terwujud.

Potensi panas bumi di Ulumbu, Kecamatan Satar Mese, memang cukup besar, sekitar 60 megawatt (MW), yang diperkirakan bisa melayani kebutuhan listrik seluruh warga Flores. Ulumbu yang sempat terlupakan itu kembali diingat ketika PLN menghadapi sejumlah krisis yang menghantui perusahan milik negara itu.

Perjalanan menuju Ulumbu ternyata lebih sulit dibandingkan dengan perjalanan menuju Sokoria di Kabupaten Ende. Perjalanan sejauh 23 km dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, benar-benar menguras tenaga serta sempat membuat tim diam tepekur dan menahan napas.

Dari 23 km itu, 12 km termasuk rusak berat, sehingga kendaraan harus ekstrahati-hati kalau tidak ingin parkir lama di dasar jurang yang terjal.

Aspal sudah terbongkar semuanya, hanya tampak batu-batu yang harus dihindari sopir. Tetapi, syukurlah sopir bus memang sudah terbiasa melewati jalanan sulit seperti ini. "Masih lebih baik dari sekarang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya jalan ke lokasi sumber panas bumi itu sangat sulit karena jalan tidak terpelihara dengan baik, kini sudah mulai diperhatikan pemerintah Kabupaten Manggarai," kata Camat Satar Mese, Drs Tepat Ignatius, kepada wartawan, di Ulumbu.

Sebelum ke Lokasi Ulumbu, Wakil Bupati Manggarai, Dr Deno Kamilus SH MH, terlebih dahulu melukiskan secara jujur kondisi riil Ulumbu, mulai dari jalan raya hingga kerinduan besar masyarakat Manggarai. Deno melukiskan, masyarakat setempat memang lama merindukan potensi yang ada di daerahnya itu dinikmati bersama. Pasalnya, sejak pengeboran tahun 1990 hingga 1996, potensi itu sudah diketahui. Masyarakat dijanjikan bakal segera menikmati listrik. Kegiatan awal pada saat itu menghabiskan dana sebesar 2 juta dolar AS untuk pengeboran 3 sumur dengan total energi listrik sebesar 14,5 MW. Dari tiga sumur yang mencapai kedalaman 1.000-1.200 m terkandung panas bumi 200-4.000 C.

Namun kemudian tahun 1997 hingga saat ini terhenti lantaran krisis ekonomi yang melanda bangsa ini. Kerinduan itu masih tetap menghuni nurani masyarakat setempat, dan mereka yakin suatu saat pasti kerinduan itu akan terobati. Tahun ini, perlahan namun pasti, pelaksanaan pekerjaan yang terhenti sejak lama ini akan mulai dilanjutkan. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini, pemerintah Kabupaten Manggarai sudah menunjukkan perhatiannya, antara lain mengucurkan dana demi peningkatan dan perbaikan jalan dari Ruteng ke Ulumbu.

General Manager PT PLN Wilayah NTT, Manerep Pasaribu, menyatakan, pekerjaan akan dilanjutkan tahun ini dan diperkirakan bisa selesai pada tahun 2008 kalau ada insvestor (swasta) yang ikut membantu kegiatan tersebut. Tetapi kalau kegiatan ini dilakukan dengan dana pinjaman luar negeri (loan), maka diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2009 mendatang.

Deno Kamilus mengakui, ruas jalan Ruteng-Ulumbu merupakan jalan provinsi yang harus dibangun dengan dana APBD Provinsi NTT. "Namun kalau kucuran dana dari Provinsi masih lambat, Kabupaten Manggarai sudah siap membangunnya. Kita sudah siap membangun ruas jalan ini," kata Bupati Manggarai, Christian Rotok, kepada wartawan di Bandara Sacar Tasik. Pertemuan wartawan dengan Bupati hanya berlangsung 10 menit, karena Bupati baru tiba di Ruteng, bersamaan dengan berakhirnya kunjungan tim GE di Ruteng pada Kamis lalu. (Bonne Pukan)

Tidak ada komentar: